Mobil Bekas Versus Baru untuk Mudik Lebaran 2024
Penjualan mobil baru hingga Februari 2024 masih lesu. Untuk mudik, pembelian mobil bekas cenderung dipilih konsumen.
Awan mendung industri otomotif untuk kendaraan roda empat di dalam negeri terus menyelimuti sejak awal 2024. Momen mudik Lebaran 2024 diharapkan dapat memberikan angin segar, setidaknya mengangkat jumlah penjualan. Namun, pilihan rasional konsumen masih jatuh pada segmen mobil bekas.
Berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales)pada Januari 2024 hanya sebanyak 69.619 unit. Padahal, pada tahun sebelumnya di bulan yang sama (Januari 2023), penjualan mobil mencapai 94.270 unit. Maka, secara tahunan, terdapat penurunan signifikan sebanyak 24.651 unit atau 26,14 persen.
Penjualan pada Januari 2024, jika dibandingkan dengan Desember 2023, juga menurun. Jika Desember 2023 tercatat penjualan sebanyak 85.284 unit, pada Januari 2024 terjadi penurunan sebesar 18,36 persen. Kondisi lesu ini masih berlanjut hingga Februari 2024.
Dari sumber yang sama, pada Februari 2024 penjualan mencapai 70.656 unit atau hanya tumbuh 1 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penjualan mobil pada Januari dan Februari 2024 secara wholesales mencapai 140.275 unit. Jumlah tersebut turun 22,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 181.329 unit.
Adapun penjualan ritel (dealer ke konsumen) juga berkurang, dari 174.921 unit pada Januari-Februari 2023 menjadi 148.649 unit pada Januari-Februari 2024. Dengan demikian tercatat penurunan sebesar 15 persen secara tahunan. Meski demikian, Gaikindo tetap memasang target optimistis sebanyak 1,1 juta unit terjual sepanjang 2024, sama dengan target pada tahun 2023.
Setidaknya ada tiga penyebab utama penurunan penjualan kendaraan roda empat yang terjadi pada kuartal pertama tahun ini.
Pertama, situasi pemilu yang membuat para pelaku usaha dan konsumen untuk menunggu (wait and see) perkembangan situasi ekonomi dalam negeri. Khusus untuk segmen mobil niaga, para pelaku usaha tentu juga mengalkulasi terkait usaha atau proyeknya akan terus berlanjut atau tidak berdasarkan pemenang pemilu kali ini.
Kedua, efek pembiayaan atau kebijakan kredit perbankan yang membuat konsumen cenderung enggan mengambil cicilan untuk mobil baru. Kondisi ini kontradiktif dengan melihat sekitar 80 persen konsumen Indonesia memilih pembelian dengan sistem kredit bank. Dari pihak perbankan, pengetatan kredit ini dipicu oleh non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah yang naik pada laporan akhir tahun lalu.
Kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia pada Desember 2023 menjadi faktor penting lain yang memberikan efek. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,75 persen. Selain bunga mengambang (floating) dari kredit akan jadi lebih tinggi, daya beli masyarakat tentu cenderung menurun untuk kredit hipotek dan otomotif.
Sebenarnya dalam mengantisipasi keengganan kredit ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan POJK Nomor 12 pada akhir 2023. Aturan ini bertujuan untuk melindungi konsumen yang menggunakan sistem kredit. Misalnya, penagihan kredit macet itu terutama mobil tidak boleh dilakukan lebih dari pukul 20.00, tidak boleh saat waktu libur atau akhir pekan, dan tidak boleh di tempat umum atau harus dilakukan di garasi konsumen.
Ketiga, sejumlah pabrikan mobil ternama cenderung menaikkan harga jual unit yang tidak diimbangi peningkatan signifikan pada performa, fitur, teknologi, ataupun desain pada unit yang beredar di pasaran.
Dengan kondisi ekonomi yang cenderung stagnan beberapa tahun belakangan, sebagian besar konsumen cenderung memilih unit yang sepadan (worth it). Inilah sebabnya, penjualan di segmen low cost green car (LCGC) cenderung meningkat dibandingkan dengan lainnya.
Baca juga: Gaikindo Proyeksikan Penjualan Mobil Triwulan I-2024 Turun
Mobil bekas
Selain sejumlah faktor di atas, Gaikindo melihat situasi pasar dihadapkan pada bulan puasa dan masa libur Lebaran yang baru menjadi momentum naiknya penjualan unit pada awal Maret.
Apalagi, tunjangan hari raya sudah mengalir dan kebutuhan unit untuk mudik Lebaran akan meningkat. Namun, apakah situasi tersebut akan sepenuhnya menjadi angin segar bagi penjualan ritel mobil baru?
Segmen pasar untuk jual-beli mobil bekas rupanya mulai menggeliat selama masa puasa. Misalnya di sejumlah agen pemasaran mobil bekas di WTC Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara, penjualan mobil bekas meningkat sebesar 80 persen daripada tahun sebelumnya.
Kenaikan ini dimanfaatkan penuh dengan strategi penjualan yang memudahkan konsumen, seperti bekerja sama dengan kreditor maupun fasilitas garansi pemakaian.
Unit mobil bekas pabrikan asal Jepang dan bermuatan tujuh kursi diakui lebih mudah dijual kembali oleh para agen. Pasar konsumen mobil bekas tampaknya masih berorientasi pada merek ternama asal Jepang untuk segmen ini, terutama di kisaran harga Rp 100 juta hingga Rp 300 juta.
Umumnya, konsumen ingin mencari unit yang mampu menampung banyak penumpang atau barang bawaan dan nyaman digunakan untuk jarak tempuh jauh.
Sementara itu, di balai lelang kendaraan, peningkatan penjualan justru sudah terlihat sejak awal tahun dengan kisaran 15-20 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Unit Toyota Innova, Toyota Avanza, dan Daihatsu Xenia menjadi tiga teratas pilihan konsumen yang mencari di balai lelang. Tentu saja, harga yang ditawarkan balai lelang cenderung lebih murah daripada agen penjualan mobil bekas lainnya, yakni di rentang Rp 80 juta hingga Rp 150 juta untuk ketiga unit tersebut.
Soal harga, mobil bekas cenderung menurun signifikan sejak awal tahun dibandingkan mobil baru yang justru naik. Pasalnya, segmen penjualan mobil bekas mengalami koreksi harga sejak Desember 2023 hingga Februari 2024. Maka, periode Maret-April 2024 menjadi momen yang baik bagi calon konsumen untuk berburu mobil bekas atau tukar tambah unit.
Hal yang tidak kalah penting ialah ketersediaan unit dan kelengkapan surat. Para konsumen mobil bekas yang tujuannya untuk mudik tentu dimudahkan dengan kedua hal tersebut. Berbeda dengan mobil baru, pengurusan kelengkapan surat dan pelat nomor masih memerlukan waktu lagi sebelum dapat digunakan di jalanan.
Pasar di segmen jual beli mobil bekas pun kini kian dimudahkan dengan adanya platform digital seperti OLX, Caroline, Carsome, dan Carmudi. Dari penelusuran laporan pihak aplikasi, sebagian besar calon konsumen berasal dari wilayah Jabodetabek.
Unit yang dicari pun umumnya mirip dengan unit yang laku di agen pemasaran mobil bekas pada umumnya. Unit Datsun Go Panca, Hyundai Accent, Chevrolet Aveo, Hyundai Atoz, dan Toyota Corolla Cross menjadi lima unit yang paling banyak dicari, tapi ketersediaannya langka di aplikasi.
Selain pencarian yang mudah, tiap pihak aplikasi memberikan jaminan keamanan transaksi yang lebih baik dibandingkan dengan penjualan via media sosial dengan jalur individu. Pihak aplikasi tentunya sudah melakukan proses verifikasi dan validasi terhadap pihak pertama yang menjual unitnya.
Faktor keamanan transaksi mobil bekas ini begitu penting mengingat banyaknya aksi penipuan menjelang Lebaran karena tingginya peminat. Misalnya kasus penipuan yang dilakukan bengkel spesialis bekas taksi di Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat. Korban mengaku sejak 1 Oktober 2023, unit tersebut sudah dibayar lunas, tapi penjual terus mengulur waktu penyerahan unit dengan alasan masih dititipkan ke kerabat.
Baca juga: Penjualan Mobil Bekas Masih Menjanjikan
Keselamatan mudik
Merujuk pada survei potensi arus mudik Lebaran 2024 dari Kemenhub, sebanyak 35,42 juta orang (18,3 persen dari total pemudik) akan melakukan perjalanan menggunakan mobil pribadi.
Artinya, minat para pemudik dengan roda empat ini masih terbilang tinggi. Meningkatnya penjualan di industri otomotif masih dapat menggantungkan harapannya pada momen ini.
Belum lagi, pihak Jasa Marga menyiapkan empat ruas jalan tol yang dibuka fungsional selama mudik Lebaran nanti. Jalur tol ini belum memiliki infrastruktur lengkap sehingga para pemudik dapat melaluinya tanpa dipungut biaya dengan jadwal tertentu.
Keempat ruas jalan tol itu ialah Tol Solo-Yogyakarta segmen Colomadu-Ngawen sepanjang 22,3 km, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan segmen Sadang-Kutanegara sepanjang 8,5 km (arus balik), lajur tol fungsional Tol Palikanci Km 208+150 sampai Km 210+190 (penambahan dari dua menjadi tiga lajur) sepanjang 2,04 km, serta akses tol fungsional Tol Cipularang Km 99 arah Jakarta ke Bandung dan sebaliknya.
Baik untuk mobil bekas maupun yang sudah berusia cukup lama, persiapan kendaraan menjadi hal mutlak bagi calon pemudik. Komponen seperti oli mesin, AC, rem, aki, hingga komponen kaki-kaki mobil perlu diperiksa satu per satu guna menghindari musibah selama perjalanan.
Sisa waktu kurang lebih dua minggu ini seharusnya cukup untuk menyiapkan semua kelengkapan agar selamat dalam perjalanan mudik dan balik. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Mewaspadai Ledakan Mudik 2024