Ditahbiskan Jadi Uskup Agung Kupang, Hironimus Pakaenoni Diharapkan Jaga Persatuan
Setelah resmi ditahbiskan menjadi Uskup Agung Kupang, Mgr Hironimus Pakaenoni diharapkan bisa menjaga persatuan umat.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Mgr Hironimus Pakaenoni resmi ditahbiskan menjadi Uskup Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur, menggantikan Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang yang sudah 27 tahun mengabdi. Uskup Hironimus Pakaenoni diharapkan bisa menjaga persatuan dan kesatuan, membimbing umat, serta membangun kerja sama dengan pemerintah daerah.
Duta Besar Vatikan Mgr Piero Pioppo, mewakili Paus Fransiskus sebagai pimpinan tertinggi Gereja Katolik Roma, memimpin langsung pentahbisan itu di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, Kota Kupang, Kamis (9/5/2024). Upacara itu bertepatan dengan peringatan hari Kenaikan Yesus Kristus.
Dalam acara tersebut, Mgr Pierro Pioppo meletakkan mitra kepausan di kepala, memberikan pengurapan minyak suci, serta menyerahkan tongkat kepemimpinan dan cincin keuskupan kepada Pakaenoni.
Penyerahan simbol-simbol kepemimpinan takhta keuskupan itu disaksikan sekitar 15.000 umat katolik, 41 uskup se-Indonesia dan Timor Leste, para imam, biarawan-biarawati, sejumlah pejabat, dan para undangan.
Sebelum menerima simbol-simbol kepemimpinan itu, Pakaenoni didoakan oleh umat, para uskup, imam, serta biarawan-biarawati yang hadir. Dalam prosesi itu, Pakaenoni merebahkan diri di lantai sebagai lambang kesetiaan, kesalehan, pengorbanan, dan pelayanan tanpa pamrih. Para uskup yang hadir kemudian mengulurkan tangan ke arahnya untuk memberikan berkat.
Setelah mengenakan pakaian keuskupan dan diberi minyak suci oleh Mgr Piero Pioppo, Pakaenoni telah sah menjadi Uskup Agung Kupang. Pakaenoni kemudian memberikan berkat kepada para uskup, imam, biarawan-biarawati, dan para umat.
Didampingi Uskup Emeritus Petrus Turang dan Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku Pr, Pakaenoni berjalan di dalam setiap lorong gereja dan luar ruangan untuk memberikan berkat kepada semua umat.
Dalam khotbahnya, Uskup Emeritus Petrus Turang antara lain mengatakan, seorang pemimpin tidak bekerja sendirian. Dia meyakini, Tuhan selalu menyertai Pakaenoni untuk menjalankan tugas. Turang juga menyebut, pemimpin harus terus berjuang demi kebenaran dan keadilan meski menghadapi tantangan.
“Paling utama, menjaga persatuan dan kesatuan umat di tengah zaman yang terus mengalami kemajuan di berbagai bidang. Kemajuan teknologi dan informasi saat ini mendorong pemimpin itu terus berkarya dalam roh dan kebenaran bersama Tuhan,” kata Turang.
Turang juga mengingatkan, uskup harus menjadi teladan di tengah umat. Seorang uskup juga bertugas menjaga persatuan dan kesatuan dengan berbagai pihak, termasuk umat lintas agama. Hubungan persaudaraan dan kesatuan itu harus terus dibangun dalam setiap kesempatan.
“Seperti hari ini Kristus naik ke surga, uskup juga hari ini ditahbiskan untuk memimpin umat beriman. Uskup sebagai pemimpin gereja tertinggi di suatu wilayah, selalu menjadi garam dan terang bagi dunia,” tuturnya.
Turang menambahkan, seorang pemimpin sebaiknya bersikap lebih rendah hati serta memiliki semangat mengampuni, mendengarkan, melayani, dan berkorban. Sikap berkorban harus lebih banyak diperlihatkan di tengah sebagian besar umat yang masih hidup dengan kondisi ekonomi yang kurang baik.
Sementara itu, Mgr Hironimus Pakaenoni mengatakan, jabatan uskup merupakan sebuah anugerah Tuhan. Namun, dia juga mengaku sempat bertanya-tanya kenapa dirinya yang dipilih untuk menjalankan tugas tersebut. Meski begitu, sebagai hamba Tuhan, Pakaenoni akhirnya menerima tugas dan tanggung jawab itu.
Pakaenoni memilih moto tahbisan uskup “Pasce Oves Meas” atau gembakanlah domba-dombaku. Dia pun menyatakan, dengan pertolongan Tuhan, dirinya siap menjalankan tugas sebagai uskup.
“Mencari kesuksesan dan kesenangan adalah godaan paling besar di dunia ini, sebagaimana godaan yang dialami Yesus saat berpuasa. Menjadi gembala bukan pula sebuah kompetisi, tetapi dipanggil menjadi gembala, pemimpin, dan pemberi teladan hidup,” ujar Pakaenoni.
Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunyamin mengatakan, dengan tahbisan ini, Mgr Hironimus Pakaenoni menjadi uskup ke-159 di Indonesia. Dia mengingatkan, tugas uskup adalah menggembalakan umat beriman. Namun, umat bukan milik uskup, melainkan milik Tuhan.
“Maka harus hati-hati. Jangan semaunya. Jangan otoriter dalam memimpin. Nanti dijewer Tuhan,” kata Bunyamin disambut gelak tawa umat.
Bunyamin pun mengundang Pakaenoni untuk bergabung dengan KWI dan turut serta dalam pertemuan-pertemuan KWI di Jakarta. Pakaenoni juga diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan gereja ke depan. “Semoga umat Keuskupan Agung Kupang semakin berkembang,” katanya.
Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake mengatakan, NTT sering dijuluki sebagai Nusa Terindah Toleransi. Hal ini karena kerukunan masyarakat di daerah ini terjaga dengan baik. Kerja sama antara umat beragama di berbagai bidang pun berjalan lancar.
Ayodhia berharap, ke depan, kerja sama antara Keuskupan Agung Kupang dengan Pemerintah Provinsi NTT bisa semakin solid. Kedua pihak diharapkan bisa bekerja sama menciptakan kesejahteraan umat di bidang rohani sekaligus kesejahteraan secara ekonomi.
Paling utama, menjaga persatuan dan kesatuan umat di tengah zaman yang terus mengalami kemajuan di berbagai bidang.
Keuskupan Agung Kupang melayani sekitar 295.000 umat katolik yang tersebar di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Alor, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Malaka, Belu, Alor, Rote, dan Sabu Raijua.
“Terima kasih kepada Uskup Emeritus Petrus Turang yang telah membangun kerja sama dengan pemda selama hampir 27 tahun di NTT. Selamat datang Bapak Uskup baru, Mgr Hironimus Pakaenoni, selamat mengabdi untuk NTT tercinta,” ujar Ayodhia.