Huawei Pura 70 Ultra, Simbol Perlawanan China terhadap Pembatasan Teknologi AS
Pura 70 Ultra jadi produk ”flagship” Huawei, perusahaan teknologi China. Produk ini bukti swasembada teknologi mereka.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Hanya dalam kurun waktu dua pekan setelah peluncurannya pada akhir April 2024, ponsel pintar terbaru besutan Huawei, Huawei Pura 70 Ultra, laku bak kacang goreng. Dua variannya, Huawei Pura 70 dan Huawei Pura 70 Pro, sudah ludes dipesan.
Kondisi itu membuat manajemen Huawei melalui laman resminya mengumumkan percepatan proses produksi agar konsumen bisa segera memiliki Pura di gerai-gerai resmi di seluruh dunia.
Seri Pura 70 Ultra digadang-gadang sebagai penantang produk Apple, iPhone, yang saat ini beberapa produknya sedang turun harga. Tak hanya digadang-gadang sebagai produk flagship Huawei saat ini, Pura juga menjadi simbol perlawanan Huawei—perusahaan raksasa telekomunikasi berbasis di Shenzen, China—atas berbagai pembatasan teknologi yang diterapkan oleh Pemerintah AS pada perusahaan itu.
Setidaknya penekanan tersebut coba disampaikan Huawei dalam video perkenalan produknya. Huawei menyebut Pura sebagai semangat baru bagi perusahaan setelah empat tahun mendapat sanksi dari Washington.
”Pura adalah babak baru, semangat baru, mengejar keunggulan melalui semangat inovasi yang terus-menerus,” sebut manajemen Huawei dalam video perkenalan produk barunya.
Swasembada teknologi
Sejak satu dekade terakhir, kewaspadaan Pemerintah AS dan sejumlah lembaga terkait teknologi kemiliteran meningkat setelah laporan Komite Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS tahun 2012 menyebut bahwa perangkat telekomunikasi milik Huawei dan ZTE, perusahaan teknologi telekomunikasi China lainnya, bisa mengintrusi jalur komunikasi militer AS.
Tahun 2018, kepala enam badan intelijen AS, termasuk Badan Pusat Intelijen AS (CIA) dan Biro Investigasi Federal AS (FBI), menyebut bahwa perangkat komunikasi buatan Huawei bisa melakukan pengintaian tanpa terdeteksi (undetected espionage).
Hal ini berujung pada sejumlah pembatasan penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras (hardware) Huawei oleh Pemerintah AS, khususnya lembaga-lembaga militer, termasuk ditinggalkannya penjualan ponsel pintar Huawei oleh provider telekomunikasi AS, AT&T.
Tindakan berlanjut pada larangan penggunaan semikonduktor atau cip buatan AS oleh Huawei dalam berbagai produk mereka. Lebih dari 100 perusahaan afiliasi Huawei masuk ke dalam daftar entitas Departemen Perdagangan AS yang terkena pembatasan sehingga melumpuhkan kemampuan Huawei untuk mendapatkan instrumen pendukung pengembangan teknologi ponsel mereka. Sistem operasi Android, yang dikembangkan Google, termasuk yang dilarang untuk Huawei.
Akan tetapi, teknologi yang disematkan pada Seri Pura 70 Ultra mengubah segalanya. Pandangan bahwa gerak Huawei menjadi sangat terbatas pascaaneka pembatasan dari AS ternyata tidak terbukti.
Setidaknya hal itu bisa dibaca dari laporan iFixit yang berbasis di AS dan TechSearch International, yang telah membongkar produk tersebut. Laporan mereka memperlihatkan kemajuan Huawei dalam swasembada teknologi.
Teknologi yang disematkan pada Seri Pura 70 Ultra mengubah segalanya. Pandangan bahwa gerak Huawei menjadi sangat terbatas pascaaneka pembatasan dari AS, ternyata tidak terbukti.
”Meskipun kami tidak dapat memberikan persentase pastinya, kami dapat mengatakan bahwa penggunaan komponen dalam negeri tinggi, dan jelas lebih tinggi dibandingkan Mate 60,” kata Shahram Mokhtari, teknisi pembongkaran utama iFixit.
”Ini tentang swasembada, semua ini, semua yang Anda lihat ketika Anda membuka ponsel pintar dan melihat apa pun yang dibuat oleh pabrikan China, ini semua tentang keswasembadaan,” kata Mokhtari.
Varian Pura 70 menggunakan chipset yang disebut iFixit dan TechSearch sebagai chipset irin 9010. Varian ini lebih baik dibandingkan dengan yang disematkan pada seri Mate 60 Huawei. Chipset itu merupakan produk pabrikan semikonduktor China, SMIC.
Adapun untuk cip memori flash, Pura 70 menggunakan chipset yang diproduksi oleh internal Huawei, HiSilicon, dengan kapasitas hingga 1 terabita (TB).
Sejumlah komponen Pura 70 yang dianalisis oleh iFixit juga memperlihatkan kemampuan HiSilicon mengembangkan komponen penting, seperti modul WiFi dan bluetooth serta cip manajemen daya. Sementara komponen seperti amplifier audio dan driver flash LED bersumber dari pemasok dalam negeri lainnya, seperti Goodix dan Awinic.
Meski demikian, Pura 70 Ultra masih menggunakan beberapa komponen yang dipasok dari luar negeri. Pengisi daya baterai diperoleh dari Richtek Taiwan. Dan yang paling penting, sensor gerak dan rotasi bersumber dari perusahaan Jerman, Bosch.
Blokade lanjutan
Hanya berselang setelah pengumuman beberapa produk teknologi baru Huawei, termasuk komputer jinjing (laptop) Matebook X Book Pro, Rabu (8/5/2024), Pemerintah AS mengumumkan pencabutan izin sejumlah perangkat elektronik, dalam hal ini semikonduktor, ke China. Hal ini karena produk laptop anyar Huawei menggunakan prosesor buatan Microsoft, Intel Core Ultra 9 dan Ultra 7.
Departemen Perdagangan AS menyebut bahwa Intel dan Qualcomm sebagai produsen cip tersebut telah diberi tahu soal pencabutan izin ekspor produk mereka ke China. Keamanan nasional menjadi alasan pencabutan izin ekspor tersebut.
”Kami terus menilai bagaimana pengendalian kami dapat melindungi keamanan nasional dan kepentingan kebijakan luar negeri kami dengan sebaik-baiknya, dengan mempertimbangkan lingkungan ancaman dan lanskap teknologi yang terus berubah,” kata juru bicara Departemen Perdagangan.
Qualcomm mengonfirmasi larangan tersebut. ”Kami akan terus mematuhi semua peraturan pengendalian ekspor yang berlaku,” kata perusahaan itu. Sementara Intel belum mengeluarkan pernyataan apa pun. Begitu juga dengan Huawei. (AFP/REUTERS)