Gandeng Tony Blair, Kominfo Siapkan Proyek Perluasan Jaringan Internet
Tony Blair Institute for Global Change akan memberikan masukan kepada program Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi bertemu dengan Perdana Menteri Inggris 1997–2007 Tony Blair di Jakarta, Jumat (19/4/2024). Pertemuan membahas kerja sama pusat data nasional, kebutuhan perluasan konektivitas internet, identitas kependudukan digital, serta kerangka kerja aturan kecerdasan buatan.
Pembicaraan antara Budi dan Blair berlangsung selama 30 menit, dari sekitar pukul 16.00 WIB hingga 16.30 WIB. Pertemuan berlangsung di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dalam konferensi pers seusai pertemuan, Budi mengatakan, Blair lewat Tony Blair Institute for Global Change (TBI) akan memberikan masukan-masukan terhadap program pusat data nasional, kebutuhan perluasan konektivitas internet secara nasional, dan identitas kependudukan digital. Masukan TBI akan berbasis studi kasus, terutama dari negara-negara yang lebih dulu memiliki program serupa.
Pertemuan berlangsung setelah Budi mengindikasikan akan ada pelaksanaan uji coba satelit telekomunikasi orbit rendah Starlink di Ibu Kota Nusantara (IKN). TBI memberikan dukungan untuk uji coba ini melalui penyediaan sejumlah perangkat Starlink yang akan terpasang di berbagai lokasi di IKN.
Starlink merupakan satelit telekomunikasi orbit rendah yang dioperasikan oleh perusahaan roket SpaceX yang didirikan miliarder Elon Musk.
Country Director TBI Indonesia Shuhaela Haqim, dalam siaran persnya, menyatakan mendukung uji coba Starlink di IKN. Hal itu sekaligus bagian dari komitmen TBI Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai bangsa digital yang maju.
”Ini juga selaras dengan agenda Pemerintah Indonesia untuk menjadikan Indonesia bangsa yang lebih tangguh, dengan mendorong akselerasi transformasi digital sebagai salah satu pilar kebijakan utama Indonesia saat ini,” katanya.
Blair tidak ikut dalam konferensi pers bersama Budi. Mendampingi Budi dari jajaran pemimpin Kominfo adalah Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria serta Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan.
Dalam kunjungan selama dua hari di Jakarta, Blair terlebih dulu melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Ia juga bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di kantor Kementerian Pertahanan.
Nezar Patria mengatakan, pemerintah ingin memperluas konektivitas internet ke seluruh daerah di Indonesia. Satelit Starlink hanyalah salah satu contoh teknologi yang butuh studi apakah satelit ini cocok atau tidak untuk mendukung perluasan konektivitas.
”Kami dan Tony Blair beserta jajaran TBI mendiskusikan sejumlah opsi teknologi telekomunikasi dalam pertemuan tadi, bukan semata-mata Starlink,” katanya.
TBI, menurut Nezar, selama ini sudah berperan sebagai supervisi atau asisten teknik dan membuka jejaring dengan pelaku ekosistem industri digital di Inggris. Di luar diskusi dukungan studi kasus pusat data nasional, kebutuhan perluasan konektivitas nasional, dan identitas kependudukan digital, Blair lewat TBI juga akan membantu merumuskan kerangka kerja regulasi kecerdasan buatan yang pas diterapkan di Indonesia.
”Selama ini Indonesia baru memiliki Surat Edaran Menkominfo Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Buatan. Tony Blair menaruh kekhawatiran yang sama dengan kami soal risiko kecerdasan buatan jenis generatif. TBI mempunyai 1.000 orang talenta yang mengembangkan ataupun studi dampak kecerdasan buatan generatif dari beberapa negara,” ucap Nezar.